DAMPAK BULLYING TERHADAP PERKEMBANGAN REMAJA.
a. Bullying menurut para ahli
"Bullying itu adalah kekerasan mental dan fisik
jangka panjang yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang dan ditujukan
pada seseorang yang tidak mampu membela dirinya sendiri sehingga kami paham
jika pengalaman semacam itu dapat meninggalkan 'luka' pada si korban,"
ungkap peneliti Thormod Idsoe dari Universitiy of Stavanger (UiS) dan Bergen's
Center for Crisis Psychology.
Definisi Bullying menurut PeKA (Peduli Karakter
Anak) adalah penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik
secara fisik maupun mental. Bullying dapat berupa tindakan fisik,
verbal, emosional dan juga seksual.
(http://nsholihat.wordpress.com/2012/08/08/bullying-oh-bullying/)
Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya,
takut, terintimidasi, oleh tindakan seseorang baik secara verbal, fisik atau
mental. Ia takut bila perilaku tersebut akan terjadi lagi, dan ia merasa tak
berdaya mencegahnya. (Andrew Mellor, antibullying network, univ. of edinburgh,
scotland).
Ø Dampak
bullying bagi pelaku:
Sanders
(2003; dalam Anesty, 2009) National Youth Violence Prevention mengemukakan
bahwa pada umumnya, para pelaku ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi
dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku
yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan
impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Para pelaku bullying ini
memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati
terhadap targetnya.)
Ø Dampak
bullying bagi korban:
Hasil studi
yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders
(2003; dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja
merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan
menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka
waktu yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi
sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap
stress dan depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim,
bullying dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau
melakukan bunuh diri (commited suicide).
Ø Dampak bagi
siswa yang menyaksikan bullying:
penelitian- penelitian yang dilakukan baik di dalam
maupun luar negeri menunjukkan bahwa bullying mengakibatkan dampak-dampak
negatif sebagai berikut:
1.
Gangguan psikologis, misalnya rasa
cemas berlebihan, kesepian (Rigby K. 2003).
2.
Konsep diri sosial korban bullying
menjadi lebih negatif karena korban merasa tidak diterima oleh teman-temannya,
selain itu dirinya juga mempunyai pengalaman gagal yang terus-menerus dalam
membina pertemanan, yaitu di bully oleh teman dekatnya sendiri (Ratna Djuwita,
dkk , 2005).
3.
Korban bullying merasakan stress,
depresi, benci terhadap pelaku, dendam, ingin keluar sekolah, merana, malu,
tertekan, terancam, bahkan ada yang menyilet-nyilet tangannya (Ratna Djuwita,
dkk , 2005).
4.
Membenci lingkungan sosialnya,
enggan ke sekolah (Forero et all.1999).
5.
Keinginan untuk bunuh diri
(Kaltiala-Heino, 1999).
6.
Kesulitan konsentrasi; rasa takut
berkepanjangan dan depresi (Bond, 2001).
7.
Cenderung kurang empatik dan
mengarah ke psikotis (Banks R., 1993).
8.
Pelaku bullying yang kronis akan
membawa perilaku itu sampai dewasa, akan berpengaruh negatif pada kemampuan
mereka untuk membangun dan memelihara hubungan baik dengan orang lain.
9.
Korban akan merasa rendah diri,
tidak berharga (Rigby, K, 1999).
10. Gangguan
pada kesehatan fisik: sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk- batuk,
gatal-gatal, sakit dada, bibir pecah-pecah .
Pengertian
umum Bullying
11. Bullying
adalah gangguan, ‘ancaman’ , perlakuan tidak sopan dari seseorang yang
menganggap dirinya lebih kuat(pelaku) kepada seseorang yang dianggapnya
lemah(korban). Gangguan ini bisa bersifat psikis, fisik, atau bahkan keduanya.
Bulyling ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh korban yang
dilakukan oleh pelaku. Biasanya kejadian ini berlangsung lama bahkan sampai
menahun. Selain perasaan diatas para korban juga akan merasa tidak senang atau
kesal, malu, kecewa, dengan kejadian yang menimpah mereka. Tapi biasanya korban
tidak punya daya untuk melawan, juga tidak mempunyai keberanian untuk
melaporkan kejadian tersebut. Kejadian bullying sangat sering terjadi di area
sekolah.
12. ‘Berikut
adalah contoh tindakan yang termasuk dalam kategori bullying :
13. 1.
Menyisihkan
seseorang dari pergaulan,
14. 2.
Menyebarkan
gosip, membuat julukan bersifat ejekan,
15. 3.
Mengerjai
seseorang untuk mempermalukannya,
16. 4.
Mengintimidasi
atau mengancam korban,
17. 5.
Melukai
secara fisik,
18. 6.
Melakukan
pemalakan.’
20.
Menurut Dan Olweus, penulis dari Bullying at school, bullying dapat
dibagi menjadi 2 :
21. ·
Direct
bullying yaitu mengintimidasi secara fisik,verbal
22. ·
Indirect
bullying yaitu mengisolasi secara social
Bentuk dan
modus bullying:
23. 1.
Fisik berupa
tendangan, pukulan, tamparan, meludahi, merusak, menelanjangi, menjemur, dll,
yang merugikan korban secara fisik.
24. 2.
Verbal
berupa mencaci maki, mengejek atau member julukan, mencela, mengancam, dll.
25. 3.
Psikis
berupa pelecehan seksual, memfitnah, menghina, menyebarkan gosip, mengucilkan,
dll, yang dapat merugikan korban secara mental atau perasaan.
Dampak bullying
bagi korban :
26. 1.
Stres atau
depresi
27. 2.
Berkurangnya
kepercayaan diri
28. 3.
Pendiam
29. 4.
Menurunnya
nilai akademik
30. 5.
Merasa
terkucilkan dalam pergaulan
31. 6.
Menjadi
beban pikiran atau bahkan mencoba untuk bunuh diri
32. Sebagai catatan
kejadian bullying tidak hanya terjadi antar sesama siswa, senior-junior, tapi
juga biasa terjadi guru-siswa. Dalam hal ini biasanya siswa merasa dipermalukan
dihadapan teman-temannya ataupun dihadapan guru-gurunya karena berulang kali
mendapat pemanggilan kepala sekolah, guru, ataupun pegawai tata usaha jika
siswa tersebut menunggak iuran sekolah.
33. Dalam kasus
lain menjadi hal yang tidak mungkin apabila korban bully akan menjadi pelaku
bully pada anak lain untuk merasa puas dan membalaskan dendam.
Hal-hal yang
dapat dicermati dalam kasus bullying:
34. -
Tanda-tanda
anak yang menjadi korban bullying:
35. ·
Timbulnya
keluhan atau perubahan tingkah laku atau emosi anak karena depresi yang ia
alami sebagai korban bullying
36. ·
Adanya
masukan laporan dari teman ataupun guru mengenai kejadian bullying yang di
alami anak tersebut.
37. -
tanda-tanda
anak sebagai pelaku :
38. ·
anak menjadi
agresif khususnya pada anak lain yang lebih muda usianya
39. ·
anak tidak
memperlihatkan emosi negatifnya pada anak yang lebih tua tapi sebenarnya anak
itu memiliki perasaan yang tidak senang.
40. ·
Ketika
bersama orang tua sesekali anak bertindak agresif.
41. ·
Adanya
laporan dari berbagai pihak ketika ia melakukan tindakan agresis.
42. ·
Anak yang
pernah menjadi korban bully bisa jadi akan menjadi akan pelaku bully.
43.
Solusi
terhadap kasus bullying
44. Untuk orang
tua :
45. 1.
Satukan
pemikiran antara suami dan istri untuk menangani masalah yang terjadi pada
anak.
46. 2.
Kenali dan
perdalam karakter anak agar dapat mengantisipasi bermacam potensi
pengintimidasian yang mungkin dapat menimpah anak.
47. 3.
Menjalin
komunikasi dengan anak, supaya anak merasa nyaman menceritakan berbagai hal
yang terjadi disekolah kepada orang tuanya.
48. 4.
Jangan mudah
ikut campur tapi orang tua harus membiasakan timbulnya rasa keberanian dan
percaya diri pada anak untuk menyelesaikan urusannya sendiri.
49. 5.
Jika sudah
perlu dalam situasi yang tepat orang tua dapat ikut campur untuk menyelesaikan
masalah anaknya.
50. 6.
Bicaralah
dengan orang yang tepat
51. 7.
Jangan
turuti jika anak meminta untuk pindah sekolah karena itu akan mengajarkan
kepada anak untuk lari dari masalah.
52. Untuk para
guru :
53. 1.
Sebisa
mungkin mendapatkan kejelasan informasi mengenai apa yang terjadi.
54. 2.
Bantu siswa
menyelesaikan masalahnya jangan menyalahkan siswa tersebut.
55. 3.
Jika perlu
mintalah bantuan guru BP atau ahli professional untuk mengembalikan kondisi
korban kesemula.
Pencegahan
untuk anak supaya tidak menjadi korban bullying :
56. 1.
Jadikan anak
mempunyai kemampuan untuk membela dirinya sendiri dapat berupa pertahanan fisik
: bela diri, kemampuan motorik yang baik dan kesehatan yang prima. Ertahanan
psikis mempunyai : rasa percaya diri, keberanian akal sehat, dan menganalisis
sederhana, juga mampu menyelesaikan permasalahannya.
57. 2.
Bekali anak
supaya mempunyai kemampuan menghadapi berbagai kondisi yang tidak menyenangkan.
58. 3.
Jika
kejadian bullying tetap terjadi sebisanya beritahukan kepada anak dimana tempat
untuk memintai pertolongan atau melaporkan tindakan bullying yang dia alami.
59. 4.
Sebisa
mungkin anak mempunyai kemampuan bersosialisasi yang baik.
60. 5.
Sekolah
dapat meniadakan perlakuan bullying.
Penanganan
untuk anak yang menjadi pelaku bullying :
61. 1.
Mulai ajak
anak bicara tentang apa yang ia lakukan
62. 2.
Segera cari
penyebab anak melakukan hal tersebut
63. 3.
Jangan
menghakimi anak sebaliknya kita harus memposisikan diri untuk menolongnya
Contoh kasus
Bullying:
64. ‘Tentu kita
masih ingat kasus yang terjadi pada STPDN /IPDN yang sampai menelan korban
jiwa. Dan entah sudah berapa ratus dan mungkin bahkan ribuan dan jutaan orang
yang pernah mengecap pendidikan di STPDN/IPDN yang rusak mental dan jiwanya
karena telah di Bullying oleh seniornya dan pada akhirnya sebagai
pembalasan mereka kembali melakukan hal yang sama seperti kakak seniornya,
melakukan Bullying. Dan itu akan terus terjadi secara turun temurun dan
lembaga pendidikan yang notabene nya adalah pencetak Pejabat.’
Tanggapan /
Komentar : Setuju dengan apa yang ditampilkan diatas. Karena kita
harus menjahui bullying.
Saran :Sebaiknya
kita menjaga tali persaudaraan dengan sesama teman. Dan kita tidak boleh
membeda - bedakan teman, kita harus menganggap sama semua teman.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar